Mari Kita Ciptakan Iklim Pemilu Yang Sejuk, Aman, dan Nyaman
Gerbanginterview – Apa yang ada di dunia ini semuanya hanyalah bersifat sementara, maka jalani saja hidup ini sesuai perannya, apa lagi dalam bertetangga, dalam bahasa jawa sering kita dengar istilah “Biso Manjing ajur ajer”
“Manjing” berarti hadir dan bergerak, sedangkan “Ajur” berarti lebur, adapun “Ajer” berarti cair, yang bisa di artikan fleksibel, “Mampu menyesuaikan diri, tanggap dan waspada terhadap lingkungan disekitarnya.”
Dalam pesta demokrasi masyarakat hendaknya bisa “Manjing Ajur dan Ajer”, mampu bersinergi turut membantu terciptanya pemilu yang damai, utamanya dalam lingkup paling bawah yang sering mendapat julukan wong cilik, yang saat ini sering di sebut sebut di media sosial “rakyat, rakyat dan, selalu rakyat.”
Baca juga :
Resmikan Satpas Boyolali dan 11 Bangunan Lain, Kapolda Jateng Berharap Masyarakat Dapat Lebih Terlayani Dengan Baik
Pemilu memang sudah dekat, bisa di bilang iklim pemilu kali ini kadang agak panas, dan kadang agak dingin, hal itu bisa kita lihat dan bisa kita baca di media sosial, bagaimana para elit politik berstitmen, bagaimana para elit saling menunjukkan jati dirinya, betapa panasnya ketika debat, ada paslon yang menyerang, dan ada paslon yang bertahan, “Kok malah Adu gas gas san” Itu Kata Rakyat.
Sementara rakyat yang menonton timbul pendapat dan pandangan yang pro dan kontra, namun yang pasti rakyat menaruh rasa kurang percaya kok malah saling “Ngegas.”
Namun rakyat sangat berharap, betapa dinginnya ketika ada debat yang benar benar “Adu gagasan,” Rakyat akan merasa terhibur, dan tersejukkan oleh gagasan – gagasan yang di suarakan oleh masing masing Paslon Presiden dan Wakil Presiden.
Tetapi yang namanya iklim, yang sedang tidak menentu yaitu kadang panas, kadang dingin, kadang di barengi dengan datangnya bledek atau petir yang tiba tiba menyambar “Dar Der Dor, brang breng brong” bikin bising telinga, bahkan bisa menimbulkan ragam prasangka dan prahara.
Berangkat dari iklim pemilu yang kadang panas dingin ini, menjadi perhatian banyak pihak, termasuk warga masyarakat, semua elemen masyarakat harus segera mencegahnya agar tidak terkena efek iklim panas dinginnya pemilu.
Pertanyaannya, “Bagaimana bentuk pencegahannya dengan cara bagaimana mencegahnya?,” tentu saja jawabnya, sangat beragam, diantaranya Netralitasnya TNI dan Polri, ASN, dan Aparatur Pemerintah Desa, Para Penyelenggara Pemilu, serta turut sertanya warga masyarakat, menjadi obat panas dingin yang paling mujarab.
Pasalnya tanpa adanya kenetralan dan kenyamanan masyarakat dalam pemilu, iklim pemilu yang panas dingin ini dimungkinkan bisa melebar dan meluas dan bisa menimbulkan “Demam”.
Agar tidak terjadi “Demam” pastinya segera mungkin di obati, dengan obat yang mujarab, yaitu bersatu padunya TNI dan Polri, ASN, dan Aparatur Pemerintah Desa, serta Para penyelenggara Pemilu, benar benar dalam posisi yang Netral. Itulah obat yang mujarab.
Terkait dengan hidangan politik yang tersaji di media sosial kita harus hati hati dalam mengonsumsi, jangan sampai over dosis, lihat dulu, pikir dulu, baru kita kerjakan, atau kita konsumsi, semua itu satu tujuan demi keberlangsungan negeri Indonesia yang aman dan sejahtera. (red.GI)