Rakyat Memilih, Menjadi Penentu Menang dan Kalah.
Gerbanginterview – Kalah dan menang itu rumus dalam satu pertandingan, dalam pemilu pun kalah dan menang terjadi, seharusnya yang kalah itu segera legowo, dan yang menang bagaimana caranya segera merangkul yang kalah, sudah di gembar gemborkan oleh para pinter, “Pemilu hanya sebuah proses demokrasi untuk mewujudkan cita cita bangsa yang lebih besar dan bermartabat,”
Pemilu sudah berlalu pada tanggal 14 Februari 2024 lebih kurang 204,8 juta jiwa rakyat Indonesia memilih calon pimpinan negara, memilih calon wakil wakil rakyat yang duduk di pusat, yang duduk di propinsi, dan yang duduk di Kabupaten/Kota. Semua tahapan sudah dilalui hasil sementara juga sudah nampak, mengakui atau tidak itu kembali pada si pelaku pertandingan.
Bicara soal kecurangan, sebaiknya para pelaku pemilu semuanya saja, bertanya kepada dirinya masing masing, apakah diri kita ini bukan bagian dari kecurangan, jawabnya ada dihati masing masing, dan yang terbaik hanyalah segera bebenah diri, yang kalah segeralah legowo dan yang menang segeralah merangkul. Itu kalau merasa menjadi seorang negarawan yang sejati.
Baca juga :
Kapolres Boyolali Sampaikan Rasa Duka Cita atas Meninggalnya Anggota KPPS TPS 06 Desa Gubug
Kembali ke soal kecurangan ibaratnya orang menonton sepak bola, di stadion apa yang terjadi dilapangan mulai dari inspektur pertandingannya hingga sampai ke anak gawang yang mengambil bola saat keluar lapangan, semuanya terlihat oleh penonton dengan jelas, bahkan ketika ada yang aneh melakukan kecurangan atau pelanggaran di semprit oleh wasit, dan jika terasa aneh dalam pertandingan pasti diteriaki oleh penonton.
Mari belajar dari Sepakbola, sebelum pertandingan di mulai wasit dan dua orang hakim garis bersama para pemain yang bakal bertanding memasuki lapangan dengan membentuk lingkaran terus menundukkan kepala memberikan penghormatan pada para penonton, dan penonton menyambutnya dengan tepuk tangan sorak sorai bergembira bahwa pertandingan segera dimulai.
Diakhir pertandingan yang menang dan yang kalah bersalaman berangkulan cipika cipiki, dan ada yang saling tukar kostum, itu menandakan kekompakan dalam persatuan, penonton pun pulang dengan perasaan yang terbelah, bagi pendukung yang menang bergembira sepanjang jalan, dan pendukung yang kalah pun juga pulang dengan perasaan yang legowo, ini sebuah pertandingan, masih ada pertandingan yang lain yang lebih besar, memberi semangat dalam dirinya sendiri.
Begitu juga dengan pemilu, rakyat itu melihat, rakyat itu menonton dan rakyat itu menjadi obyek, rasanya kalau ada yang teriak teriak menyuarakan curang kok rakyat malah tersenyum sinis. Kasarannya orang ngomong “Maling Kok Teriak Maling”
Dalam pertandingan sudah jelas tidak semua calon bakal bisa menang, sehingga semua pihak mestinya harus bijak dalam menyikapi hasil pemilu. Bahwa rakyat itu melihat, mendengar, dan menjadi obyeknya, Mari bersama sama menyudahi menebar isu curang, kalau toh ada kecurangan lewatkan pada prosedur yang memang mengurusinya. Salam Merdeka…!!!