PEMILU 2024, DIWARNAI SALING SERANG, SALING TUDING CURANG,
Gerbanginterview – Pemilu tanggal 14 Februari 2024 adalah Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPR Provinsi, DPR Kab/Kota, dan DPD, yang disebut juga dengan istilah pemilu serentak.
Kontestasi pemilu 2024, persaingannya semakin terasa setelah Wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka, resmi lolos maju menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto, sejak saat itu pro kontra terhendus dimana mana, dan sejak saat itu juga istilah Kecurangan Pemilu 2024 yang Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM) menjadi populer dan menjadi trending topik disetiap ada perdebatan.
Setelah musim kampanye tiba, pihak pihak yang tidak setuju dengan majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo, pada mulai menyerang, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang menjadi persyaratan lolosnya Gibran, mulai dipersoalkan, hingga muncul istilah anak haram konstitusi.
Membaca di harian rakyat, edisi 8/2/2024, Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, mengatakan kasus pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK) akan melekat dan membebani cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, sepanjang hidupnya.
Di Kompas.com, edisi 8/2/2024, Mahfud MD juga mengatakan, “Saat ini pelanggar kode etik memang hanya diberikan teguran keras. Namun di luar itu mereka tetap akan menerima sanksi sosial dari masyarakat.”
Dalam pandangan umum masyarakat awan pun juga ikutan mengomentari dengan cara pandangnya sendiri, cap atau label yang dialamatkan ke Gibran Rakabuming Raka, secara fakta di lapangan Gibran sangat disukai masyarakat, penilaian ini berdasarkan tontonan yang di siarkan dari berbagai media masa, walaupun paslon lainnya juga dipandang secara masa yang di tonton di media masa juga banyak, namun lagi lagi Gibran lebih unggul dibanding paslon lain, hal itu di lihat dari survei.
Setelah tanggal 14 Februari 2024 hari hari yang ditunggu tunggu telah datang seluruh rakyat Indonesia yang telah mempunyai hak pilih datangi TPS dengan rasa suka cita menikmati pesta demokrasi, rakyat pada saat itu sungguh sangat berarti didepan para peserta kontestasi pemilu, baik capres cawapres atau calegnya.
Suasana menjadi berubah total setelah beberapa jam penghitungan hasil pemilu dimulai, yang tadinya pada riang gembira, penuh suka cita, ada sebagian yang langsung drop tidak berdaya, tidak semangat, karena melihat hasil quick count capres dan caleg yang di dukung hasil suaranya rendah.
Pencoblosan pemilu 14/2/2024 sudah usai, tinggal menunggu Gedog palu dari KPU, namun pemilu yang dari awal sudah disorot dan dikatakan sarat dengan kecurangan, perdebatan para orang orang hebat di negeri ini pun semakin tajam dan keras, seperti yang dipertontonkan dua orang politikus Dedy dan Nuel hampir adu jotos, hal tersebut terjadi di salah satu TV swasta.
Semakin derasnya arus protes dugaan kecurangan pemilu, yang sudah menjamur keseluruh elemen masyarakat yang menanggapi usulan capres nomor 3 tentang mendorong DPR untuk menggulirkan hak angket, pro dan kontra pun semakin kuat, masyarakat ada yang heran kenapa harus menggulirkan hak angket, ada yang seratus persen tidak setuju, ada yang setuju tetapi jangan tebang pilih, karena capres dan caleg lahir dari hasil pemilu yang sama, jadi dua duanya harus di angket, ada kecurangan atau tidak, biar terang benderang mana yang jujur dan tidak akan kelihatan.
Namun dari segala fenomena pemilu 14/2/2024 ini adalah hasil produksi para orang hebat di negeri ini, dan itu dipertontonkan di media sosial, dan setiap hari berdebat. Semua punya kepentingan, bila kita merujuk dari sebuah data survei ada 65% warga setuju hak angket di gulirkan, namun DPR juga harus di angket, itu baru adil. pembaca yang terhormat marilah kita berdoa yang terbaik untuk negeri ini.(red.GI)