Salam Waras, Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa,…Tulisan kali ini berjudul, “Wah, Aku kok,”
Yang paling sulit adalah kita menjaga untuk tetap rendah hati, hal ini disebabkan dalam diri kita masih diselubungi rasa serba ingin, “Wah Aku kok,”
Seluruh Bangsa Indonesia baru saja selesai melaksanakan gawe besar yaitu Pemilu serentak, dengan segala dinamikanya, sungguh sangat melelahkan, mari kita bersama sama belajar rendah hati untuk menghadapi situasi pasca pemilu.
“Wah, Aku kok,” Menjadi modal bagi orang orang kondang yang berani bicara bebas hambatan, ibaratnya jalan Tol pun dia lewati tanpa harus bayar, mengumpat Presiden, mengumpat pejabat, dengan kata kata kasarpun tidak tersentuh hukum, “Wah, Aku kok,”
Rendah hati untuk diri sendiri memang sangat berat, meski tujuannya untuk mengingatkan kita tentang pentingnya kerendahan hati, syukur bisa membumi dalam menjalani hidup yang penuh drama drama ini, dan yang menjadi obyek dan yang selalu di dengungkan adalah rakyat, rakyat dan rakyat.
Di tengah keramaian kehidupan pasca Pemilu, kita ibarat luka baru kering pastinya bekas luka ada rasa gatal gatal, dan jika rasa gatal itu tidak kuat kita tahan dan akhirnya digaruk garuk akan menimbulkan luka lagi.
Hidup yang penuh kompetisi dan pencapaian ini, sangat mudah bagi kita untuk terlena menikmati dalam kesombongan dan bisa bisa lupa diri, karena terlena dan terlalu manja dengan keberhasilan, Kita mengejar kesuksesan demi kesuksesan, tanpa memikirkan akibat, tanpa henti dan selalu ingin mendapat pengakuan dan penghargaan dari orang lain, “Wah Aku kok”
Kalau kita mau menyadari sebenarnya kalau kita bisa rendah hati, bukan berarti kita merendahkan diri sendiri atau kita menjual diri, tetapi ini sebuah penghormatan terhadap diri kita sendiri.
Sebenarnya Kerendahan hati itu suatu cara untuk memahami diri kita sendiri dengan hati hati agar tepat, kita sadar diri dengan kekuatan dan kelemahan kita, sebagai dasar untuk belajar menghargai orang lain dengan tulus, jangan menyombongkan diri, “Wah, Aku kok”… Lupakan dan tinggalkan kata kata itu.
Yakinlah kalau kita mau belajar rendah hati, kita tidak akan mudah terkena virus kesombongan dan rasa keserakahan. Jangkauan kita akan lebih terbuka untuk belajar dari orang lain bisa menerima saran dan kritik dari orang lain, Kita syukuri atas apa yang kita punyai, jika kita mampu membatu orang lainpun pastinya dibarengi dengan rasa iklas dan ketulusan tanpa pamprih,…”Wah,Aku kok,” Kata kata itu sepatutnya jangan terucap dari mulutmu.
Kita tentu pernah mendengar peri bahasa “Mulutmu adalah Harimau-mu,” yang bisa diartikan bahwa perkataan bisa menjadi “Senjata Tajam” sehingga dapat menyakiti orang lain jika tidak dijaga.
Orang yang sombong dengan ilmunya sampai mengumpat pejabatpun belum tersentuh hukum, “Wah, Aku kok,” tetapi jika yang ngomong itu orang kecil yang tidak punya pengalaman, bisa – bisa sudah pindah rumah.
Semoga pemilu yang baru saja usai bisa menjadi pembelajaran kita seluruh bangsa Indonesia, untuk menatap masa depan yang lebih baik, hindari pertengkaran dekatkan persatuan yang punya ilmu wujudkan di arena yang disediakan, buktikan bahwa kalian mampu lebih baik dari yang saat ini kepilih.