Polemik Study Tour Bagi Siswa Sekolah.
PEKALONGAN, gerbanginterview – Polemik pelaksaan study tour yang dilakukan di beberapa sekolah baik tingkat TK, SD, SMP dan SMA/SMK saat ini sedang ramai diperbincangkan bahkan pro kontra dari berbagai masyarakat baik dari orangtua siswa maupun guru dan sekolah.
Tidak ayal dari makian yang ditujukan kepada guru dan sekolah, karena pihak orang tua yang tidak mampu merasa terbebani dan memberatkan karena harus membayar sejumlah biaya untuk mengikuti kegiatan study tour.
Sebagaimana dituturkan salah seorang orangtua siswa yang terpaksa harus mengikutkan anaknya studytour. “benar kami harus membayar biaya studytour meskipun diperbolehkan bayar separo, namun masih merasa berat dan terbebani karena untuk ikut studytour juga anak harus diberi uang jajan/ uang saku” terang orangtua yang tidak mau disebutkan namanya.
Menanggapi persoalan yang sedang ramai diperbincangkan terkait kegiatan menjelang akhir tahun pelajaran seperti kegiatan pelepasan/ perpisahan siswa kelas 6, kelas 9 dan kelas 12 pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan hingga saat ini belum dapat memberikan larangan bagi sekolah tingkat TK, SD, dan SMP.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Kholid,S.IP.M.MM saat ditemui pada Rabu ( 15/5) mengatakan bahwa untuk kegiatan baik TK,SD dan SMP memang hingga saat ini belum ada larangan namun dengan adanya kejadian musibah kecelakaan di daerah Jawa Barat menjadikan satu pelajaran buat sekolah sekolah yang melaksanakan kegiatan studytour.
“Tidak ada orang yang mau mendapat musibah kecelakaan seperti yang dialami salah satu sekolah di daerah Subang Jawa Barat .Tapi yang perlu diperhatikan apakah kendaraan yang dipakai laik jalan atau tidak” terangnya.
Selanjutnya dikatakan bagi sekolah sekolah yang melaksanakan kegiatan akhir tahun pelajaran baik itu kegiatan pelepasan / perpisahan dan studytour sudah melalui musyawarah lewat komite sekolah dan pihak sekolah jangan ada orangtua yang merasa terbebani dan merupakan kewajiban.
“kalau ada sekolah yang mewajibkan siswa harus ikut study tour atau lainya segera laporkan ke dinas untuk mendapatkan klarifikasi dan pembinaan seperlunya, jadi tidak ada keharusan dan wajib ikut studytour” tegas Kholid saat ditemui diruang kerjanya.
Menanggapi polemik kegiatan study tour, Ketua Umum Forum Jateng Bersatu, Ali Rosidin menegaskan bahwa kegiatan study tour sebenarnya sangat mendidik akan tetapi harus memperhatikan kenyamanan dan keselamatan peserta.
“sah sah saja kegiatan studytour asal tidak membebani orangtua siswa dan bukan satu kewajiban” terangnya.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah : Menentukan konsep study tour yang aman terkait tempat/lokasi tujuan. Menggunakan kendaraan yang laik pakai terkait surat2, kondisi kendaraan , kesiapan armada sopir dan kernet, Memperketat aturan peserta study tour terkait kesehatan para peserta, Mempertimbangkan cuaca pada saat pelaksanaan study tour, Memperoleh rekomendasi dari dinas- dinas terkait saat pelaksanaan.
“Pihak sekolah harus dapat memastikan pelaksanaan study tour yang nyaman dan aman bagi keselamatan peserta study tour dan jangan berorientasi bisnis” tegas Ali. (red.GI/Ali R)