10 Tahun Keberhasilan Pembangunan Jokowi adalah Kado Terbaik di HUT Ke-63
Oleh Syafrudin Budiman SIP
Jakarta, Gerbanginterview – ‘Politisi Muda PAN, Ketua Umum Perhimpunan UKM Indonesia, Kornas Aliansi Relawan Prabowo Gibran (AR-PG)’
Tepat tanggal 21 Juni 2024 adalah Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Presiden Republik Indonesia (RI) Jokowi Widodo (Jokowi). Di-tanggal 21 Juni 2024 ini juga bertepatan sisa 4 bulan jabatan kepemimpinan Jokowi 20 Oktober 2024 mendatang.
Jokowi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) Periode 2014-2019 dan Periode 2019-2024. Artinya, Pak Dhe Jokowi sapaan akrabnya sudah menjabat 10 tahun kurang 4 bulan di sisa akhir masa jabatannya.
HUT Pak Dhe Jokowi ke-63 ini memiliki kado terbaik yang bisa menjadi torehan sejarah bagi sistem politik dan pembangunan ekonomihttps://gerbanginterview.com/2024/06/24/sempat-jadi-bulan-bulanan-w/y Indonesia. Sebab, di HUT berikutnya Jokowi sudah pensiun dan bukan lagi menjadi arsitek kepemimpinan nasional.
Apakah kado terbaik itu? Kado terbaik itu adalah keberhasilan kepemimpinan Jokowi membawa Indonesia Maju. Selain itu, menorehkan hasil kerja yang positif selama 10 tahun menjabat. Baik itu di pembangunan infrastruktur, pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, penegakan hukum, peningkatan sumberdaya manusia yang unggul, peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, pemberantasan korupsi dan juga mengurangi angka kemiskinan secara signifikan.
Capaian 5 Tahun Presiden Jokowi
Di-akhur tugasnya sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) Periode 2014-2019, dan sekaligus untuk dilantik kembali menjadi Presiden RI periode 2019-2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan hasil-hasil pembangunan infrastruktur dalam 5 (lima) tahun kepemimpinannya yang pertama.
Lima tahun pemerintahan periode ini berjalan adalah lima tahun dengan pembangunan infrastruktur di semua bidang: jalan, jalan tol, jembatan, pelabuan, bendungan, bandar udara, sampai pos lintas batas negara. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi langsung melalui tulisan fan page facebooknya yang baru diunggahnya di akhir masa jabatan lima tahun.
Segenap infrastruktur itu, menurut Presiden, tersebar di seluruh daerah Indonesia, bersambung ke kawasan-kawasan produksi rakyat, industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus dan pariwisata, juga terhubung ke kawasan-kawasan persawahan, perkebunan, dan tambak-tambak perikanan.
“Dengan itulah kita percaya diri untuk melangkah ke depan menyambut lima tahun berikutnya, dengan tetap melanjutkan pembangunan yang telah berjalan, seraya membangun sumber daya manusia sebagai fokus,” pungkas Presiden Jokowi, sebagaimana dilansir dari website panrb.go.id, 18 Oktober 2019.
Pesan dalam fan page facebook itu juga dilengkapi dengan video yang menyampaikan angka-angka riil keberhasilan pembangunan infrastruktur. Yaitu: 980 km jalan tol, 3.793 km jalan nasional, 2.778 km jalan perbatasan, 330 unit jembatan gantung, 7 PLBN, 18 trayek tol laut, 15 bandara baru, MRT dan LRT, 79 infrastruktur olahraga, dan 65 bendungan.
“Kita ingin merasakan hadirnya negara, merasakan buah pembangunan dan merasa bangga menjadi warga NKRI,” kata Presiden Jokowi dalam video berdurasi 1 menit itu. Dalam video tersebut juga ada tagline bertuliskan ‘Indonesia Maju”.
“Hanya dengan jaringan listrik yang menjangkau seluruh Nusantara, pelabuhan dan bandara yang menghubungkan pulau-pulau, bendungan dan irigasi yang mengairi sawah-sawah, jalan dan jembatan sebagai jalur angkutan dan logistik, Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju. Tidak ada jalan lain,” tulis Presiden Jokowi.
Teori Pembangunan Klasik
Capaian Jokowi lima tahun ini sejalan dengan teori pembangunan klasik. Dalam teori pertumbuhan ekonomi neoklasik, faktor pertumbuhan ekonomi negara dilihat dari tiga hal, yaitu penduduk, kewirausahaan, dan investasi.
Menurut Joseph Schumpeter, ekonomi suatu negara dapat meningkat apabila pengusaha membuat inovasi dan kombinasi baru terkait proses produksi maupun investasi bisnisnya. Dalam teori ini, kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa kewirausahaan masyarakat yang mampu melihat peluang usaha dan memperluas usaha.
Dengan demikian, tersedia lapangan kerja tambahan untuk menyerap jumlah tenaga kerja yang selalu bertambah di setiap tahun.
Dalam pandangan Robert M. Solow, ada empat faktor utama produksi, yaitu manusia, teknologi modern, akumulasi modal, dan hasil. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif ataupun negatif. Oleh karenanya, pertumbuhan tersebut harus dimanfaatkan sebagai sumber daya produktif.
Selain itu, Solow juga berpendapat bahwa tingkat tabungan berpengaruh pada modal dan hasil. Jika tingkat tabungan tinggi, modal dan hasil juga ikut meningkat.
Sementara pandangan Harrod-Domar memandang bahwa perlu ada pembentukan modal atau investasi demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil. Jadi, semakin banyak ketersediaan modal, produksi barang dan jasa juga dapat mengalami peningkatan. (https://www.ocbc.id/id/article/2023/02/08/teori-pertumbuhan-ekonomi).
Capaian keberhasilan Jokowi ini sejalan dengan teori pembangunan tiga tokok klasik di atas. Pertama, Jokowi meningkatkan pembangunan dengan merangkul pengusaha membuat inovasi dan kombinasi baru, terkait proses produksi maupun investasi bisnisnya. Jokowi dengan slogan Indonesia Maju SDM Unggul mampu membuat kemajuan teknologi dan meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat dengan membuka peluang usaha dan memperluas usaha merangkul investor lokal dan luar negeri sejalan dengan pandangan Schumpeter.
Kedua, sesuai teori Solow, Jokowi sudah melakukan empat faktor utama produksi. Yaitu manusia, teknologi modern, akumulasi modal, dan hasil. Jokowi berhasil melakukan hilirisasi industri sebagai modal kekuatan negara. Baik industri pertanian dan pangan, industri pertambangan, industri teknologi dan informasi, industri perkebunan, industri besi, baja dan nikel, dan industri-industri lainnya.
Jokowi juga melakukan inovasi teknologi modern yang barengi dengan persiapan tenaga kerja yang unggul dan handal. Dimana agar terjadi pencapaian maksimal dengan penguatan sumberdaya manusia yang unggul dengan teknologi modern, dengan modal sumberdaya alam yang luar biasa dan akhirnya berhasil mensejahterakan rakyat Indonesia.
Jokowi mampu memanfaatkan pertumbuhan penduduk yang berdampak positif bagi pembangunan Indonesia selama 10 tahun di bawah kepemimpinannya. Jokowi mampu melakukan pertumbuhan ekonomi yang sudah dimanfaatkan sebagai sumber daya produktif.
Sementara sesuai pandangan Harrod-Domar, Jokowi sudah mampu melakukan pembentukan modal atau investasi demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil. Jokowi mampu menyeimbangkan antara modal jumlah penduduk sebagai sumber daya manusia dan sumber daya alam. Sehingga Jokowi mampu melakukan penguatan atau penyiapan banyak ketersediaan modal yang banyak. Dimana hasilnya produksi barang dan jasa juga dapat mengalami peningkatan di masyarakat dan pajak meningkat yang menjadikan modal semakin kuat.
Capaian 10 Tahun Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya saat membuka Workshop dan Rakernas PAN di Semarang, Minggu (26/2/2023) lalu, mengklaim sudah banyak perubahan yang terjadi di Indonesia. Hal ini ia akui semasa 8 tahun dirinya menjabat sebagai kepala negara. Tentu 8 tahun ini adalah cerminan atau modal utama 10 tahun capaian keberhasilan pembangunan pemerintah.
“Kita sudah bekerja 8 tahun, semuanya sudah banyak perubahan-perubahan yang kita lakukan. Sehingga ke depan, harus kita lanjutkan perubahan-perubahan yang telah kita lanjutkan,” jelas Jokowi.
Jokowi menyebut setidaknya ada lima keberhasilan, baik dari sisi pembangunan nasional dan peningkatan ekonomi, selama dirinya menjabat sebagai Presiden RI. Diantaranya: pembangunan infrastruktur di Indonesia. Anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan infrastruktur selama delapan tahun mencapai Rp 3.309 triliun. Pembangunan infrastruktur kini merata di seluruh penjuru tanah air, bukan hanya di Pulau Jawa saja.
“Dulu pembangunan selalu Jawa sentris, infrastruktur dibangun hampir 70% di Jawa, kemudian digeser jadi Indonesia sentris. Infrastruktur sudah menghabiskan Rp 3.309 triliun, kemudian pergeseran (investasi) terjadi, karena infrastruktur siap,” kata Jokowi.
Dibangunnya infrastruktur di pelosok negeri, kata Jokowi memudahkan pergerakan investasi tanah air, baik itu di sektor kawasan industri, perkebunan, pertanian dan pariwisata. Berkat meratanya pembangunan infrastruktur tersebut, kata Jokowi, kini investasi pun telah bergeser menjadi 53% di luar Pulau Jawa.
Seperti diketahui, sepanjang 2022 realisasi investasi di Indonesia sebesar Rp 1.207,2 triliun atau mencapai 100,6% dari target investasi yang sebesar Rp 1.200 triliun. Berdasarkan data Kementerian Investasi, besaran investasi di luar Pulau Jawa investasi paling mendominasi pada 2022. Porsinya sebesar Rp 636,3 triliun atau 52,7%. Sementara di Jawa investasinya sebesar Rp 570,9 triliun atau 47,3% dari total investasi 2022.
“Investasi bergeser, dulu 70-30, dulu selalu 70% di Jawa. Sekarang sudah bergeser 53% di luar Jawa,” jelas Jokowi.
Keberhasilan berikutnya, kata Jokowi yakni meratanya perekonomian di Indonesia. Saat ini kata dia perekonomian tidak hanya menyebar di perkotaan, tapi juga perdesaan. Ia menyebut, sebanyak 74.800 desa di Indonesia saat ini, pemerintah telah menggelontorkan Rp 470 triliun dana desa untuk mendorong perekonomian di pedesaan. Hal ini dinilai sebagai komitmen besar negara.
“Ini komitmen menggeser kota sentris menuju desa sentris. Sehingga jalan-jalan produksi desa itu semua terbangun, meskipun belum selesai,” ujarnya.
Keberhasilan keempat yang diklaim Jokowi selama 8 tahun jadi presiden, yakni keberhasilan Indonesia untuk melakukan hilirisasi, yang membawa dampak terhadap perekonomian nasional. Jokowi bilang, bahwa pada 2020 ekspor nikel bahan mentah telah dilakukan. Meskipun Indonesia telah kalah gugatan di WTO dari Uni Eropa, mantan Gubernur DKI Jakarta ini bersikeras bahwa hilirisasi harus dilakukan.
Hilirisasi, kata Jokowi adalah kunci kesuksesan sebuah negara untuk bisa menjadi negara maju. “Kalau kita kalah, kemudian kita ragu, dan kalau berbelok lagi ekspor bahan mentah, sampai kapanpun negara ini tidak akan jadi negara maju,” tegas Jokowi.
Lagipula, hilirisasi nikel yang dilakukan Indonesia sejak 2020 telah terlihat hasilnya saat ini. Laju ekspor Indonesia meningkat, dari sebelumnya hanya Rp 17 triliun, menjadi Rp 450 triliun pasca Indonesia hanya mengekspor barang setengah jadi dan barang jadi dari komoditas nikel.
“Dari situ lah negara mendapatkan pajak penghasilan, PPN, pajak karyawan, Pajak Negara Bukan Pajak, bea ekspor. Kalau ikut di perusahaan, seperti di Freeport kita dapat dividen, dapat royalti,” ujar Jokowi.
“Dampak hilirisasi itu luar biasa besarnya. kalau ini semua bahan-bahan mentah bisa kita hilirkan semuanya. PDB bisa melompat ke angka Rp 11.000 triliun, lapangan kerja yang akan terbentuk bisa 10,5 juta,” kata Jokowi lagi.
Oleh karena itu, Jokowi meminta kepada penerus kepala negara untuk periode berikutnya, untuk tetap melakukan hilirisasi komoditas sumber daya alam. Sehingga, apapun resikonya, pemimpin Indonesia berikutnya harus berani dan tetap hilirisasi diteruskan. Karena membuka lapangan kerja 10,5 juta.
Keberhasilan terakhir, yang tak kalah penting kata Jokowi adalah dari sisi neraca perdagangan. Selama 2022, 32 berturut-turut Indonesia mencetak surplus. Bahkan sepanjang tahun 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 54,46 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah.
Di tahun 2022 kata Jokowi, kita surplus US$ 54 miliar, itu kalau dirupiahkan Rp 831 triliun. Bahkan dirinya, memperkirakan surplus neraca perdagangan akan lebih tinggi lagi di tahun ini. Hal ini nanti akan bisa lebih besar lagi, mungkin bisa (surplus neraca perdagangan) tahun ini, sehingga tidak bisa diperkirakan.
Jokowi merinci, bahwa sepanjang 2022, surplus neraca perdagangan Indonesia tertinggi berasal dari Amerika Serikat (AS), India, dan Uni Eropa. Nilai surplus perdagangan Indonesia dengan AS mencapai US$ 16,6 miliar atau Rp 253 triliun. Kemudian dengan India sebesar US$ 14,1 miliar atau Rp 215 triliun. Kemudian perdagangan dengan Uni Eropa, tercatat surplus sebesar US$ 9,8 miliar atau Rp 149 miliar.
Sementara dengan mitra dagang erat, China kata Jokowi saat ini Indonesia masih mencatatkan defisit neraca perdagangan sebesar US$ 1,7 miliar. Namun, berdasarkan data resmi dari Negeri Tirai Bambu, transaksi perdagangan Indonesia dan China sudah mencetak surplus sebesar US$ 6 miliar.
“Seumur-umur dengan China selalu defisit US$ 17 miliar, besar sekali. Sekarang catatan kita, di catatan kita masih minus US$ 1,7 miliar. Tapi catatan yang ada di Kemenlu, kita sudah surplus US$ 6 miliar, ini ada beda pencatatan saja,” pungkas Jokowi di lansir dari CNBC Indonesia, Minggu, (26/02/2023).
Tentu dengan capaian 5 tahun dan 10 tahun kepemimpinan Jokowi, yang hanya menyisakan 4 bulan lagi di akhir masa jabatan 20 Oktober 2024 adalah kado terbaik di HUT ke-63 Presiden Jokowi. Keberhasilan spektakuler ini akan menjadi catatan sejarah yang gemilang di bidang perekonomian dan pembangunan modern.
Selamat Ulang Tahun ke-63 Pak Dhe Jokowi. Terima kasih atas jasa-jasamu bagi negeri kami. Semoga Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Terpilih Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 bisa melanjutkan warisan atau legacy Presiden Jokowi yang sudah berhasil selama sepuluh tahun terakhir menjadi lebih maju dan ebih sejahtera lagi. (*)