Horeee!!!, Panggung Sandiwara, Ada Peran Wajar ada Peran Berpura pura,
Gerbanginterview – Dunia ini panggung sandiwara, Ceritanya mudah berubah, Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani, Setiap kita dapat satu peranan, Yang harus kita mainkan, Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura, Mengapa kita bersandiwara, Mengapa kita bersandiwara, Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak, Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang, Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan.
Kiranya syair lagu Ahmad Albar ini patut dimaknai dengan keadaan Negeri kita Indonesia yang kini sudah mengalami tiga fase peralihan kekuasaan atau tiga dekade peralihan politik.
Dari fase pertama disebut Orde Lama yang berkuasa selama 22 tahun, Presiden Sukarno menjalankan pemerintahan, sejarah mencatat, di fase Orde Lama ini ada enam bangunan besar yang tertoreh, yaitu Gelora Bungkarno, Masjid Istiqlal, Monumen Nasional ( Monas) Hotel Indonesia, Wisma Nusantara, Patung Dirgantara.
Fase kedua pada masa pemerintahan Presiden Suharto pemerintahan yang terkenal dengan sebutan Orde Baru adalah yang terpanjang sejak Indonesia merdeka, Tujuan perjuangan Orde Baru adalah menegakkan tata kehidupan negara yang didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
Presiden Suharto terkenal di dunia Internasional mendapat predikat Bapak Pembangunan, dan Presiden yang murah Senyum.
Kemudian pada fase ke tiga ini Bangsa Indonesia masuk pada Reformasi atau fase Era Pasca-Suharto yang dimulai pada tahun 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.
Di fase inilah bangsa Indonesia, masuk pada fase yang penuh panggung pertunjukan nyata, dan penuh panggung pertunjukan di layar kaca.
Dari Presiden Suharto digantikan oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, yang hanya sebentar menjabat, tentunya belum banyak yang tertoreh, karena masa transisi dari Orde Baru ke Era Reformasi, Bacharuddin Jusuf Habibie (1998-1999), Abdurrahman Wahid (1999 – 2001), Megawati Soekarnoputri (2001 – 2004), Susilo Bambang Yudhoyono (2004 – 2009; 2009 – 2014), dan Joko Widodo (2014 – 2019) (2019 – 2024)
Soal pertunjukan yang ditonton kan di era reformasi ini sungguh beragam yang terjadi, ditengah tengah Presiden Joko Widodo sedang giat membangun.
Rakyat disuguhi pertunjukan dilayar kaca saat para elit berdebat, bahkan rakyat juga melihat saat pejabat berkelahi dalam rapat, ada yang ketiduran saat rapat, ada yang saling hujat.
Dan, saat ini sudah waktunya para elit turun gunung, untuk kembali menyapa rakyat, genderang pesta rakyat sudah mulai di tabuh, tiga Capres gelar anjang sana keliling wilayah menyapa para relawannya.
Para wakil rakyat juga melakukan hal yang sama, turun gunung untuk bertemu kembali dengan pemilihnya, keakraban terlihat manis, salam, senyum sapa, itu yang pertama dan utama, lainnya entar saja. (red.GI/003)