JEPARA, gerbanginterview.com – Kabut Tebal Menyelimuti Desa Kunir Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, Senen (26/12).
Terjadinya Fenomena awan putih di Desa Kunir itu diduga akibat pengaruh dari musim hujan yang tak menentu.
“Beberapa hari ini setiap senja tiba gumpalan awan mulai nampak,” Kata Fina Manunggal warga Rt 25 RW 7 Desa Kaligarang kec.keling kab.jepara.
Baca juga : Tanah Longsor di Desa Sumberagung Klego Boyolali, tingkat kerugiannya Puluhan juta rupiah
Gumpalan awan putih yang turun mengenai daratan, bisa membahayakan bagi para pengguna jalan saat melintas karena jalan yang di lalui tak nampak.
Awan tebal akan menghalangi jarak pandang manusia. Bahkan bisa menghalangi hingga menghalangi kita dari melihat benda yang besar seperti gunung, menara, atau jembatan.
Lihat disini : Tanah longsor di Desa Sumberagung Klego Boyolali kerugian puluhan juta rupiah
Pedut, istilah yang sering kita dengar ketika habis hujan dan itu terjadi biasanya di senja hari atau di pagi hari sekitar pukul 05 wib hingga jelang terbitnya Matahari. Dan Biasanya di barengi cuaca dingin dan angin yang sepoi sepoi. Nampak indah ketika kita berada di perbukitan.
Pedut juga berbahaya jika terjadi di jalan raya, dunia penerbangan, dan kelautan. Keterbatasan jarak pandang akan membuat pengemudi sulit memprediksi jika ada bahaya atau kendaraan lain di depannya.
Pedut muncul ketika air menguap, kemudian menjadi titik-titik air dan memadat. Awan menebal terdiri dari uap air, maka dari itu akan terasa sangat lembab.
“Kabut akan mulai hilang ketika Matahari mulai nampak dari ufuk timur,” Kata seorang pemuda yang sedang menikmati Natura bersama sang idola.
Sementara, secara kasat mata tebalnya kabut membuat jarak pandang mata terbatas, pengguna jalan yang melintaspun harus menyalakan lampu, seperti yang terjadi di jalan Krajan Ds.kunir yang menghubungkan Desa Kaligarang_Tunahan Dan Kunir laju kendaraan tidak bisa kencang karena jarak pandang yang terbatas. (Dwi ningsih/GI).