3 (tiga) Capres sudah mulai Unjuk Gigi Mencari Dukungan dengan Gaya dan Trik masing – masing
Gerbanginterview – Indonesia pasca Merdeka telah mengalami tiga fase iklim politik, yaitu Orde lama, Orde baru, dan saat ini masuk pada fase Reformasi, tentunya dari masing masing fase mempunyai cerita sejarah sendiri sendiri.
Orde lama menjalankan roda pemerintahan selama 22 tahun dan berakhir pada tahun 1966, sedangkan Orde Baru menjalankan roda pemerintahannya cukup lama yaitu selama 32 tahun, dan berakhir pada tanggal 21 Mei 1998, dengan diwarnai demo besar besaran yang memakan korban jiwa para Mahasiswa.
Sejak berakhirnya Pemerintahan Orde Baru, secara otomatis Bangsa Indonesia masuk pada fase berikutnya yaitu fase Reformasi, dan pada fase inilah Bangsa Indonesia, mengalami berbagai peristiwa, Pro dan Kontra dengan kebijakan pemerintah itu soal yang biasa dan sah sah saja, seperti yang sering terlihat dilayar kaca debatnya para elit yang sedang rapat, itu juga menjadi pemandangan yang biasa, Korupsi juga mewarnai dalam fase Reformasi ini, tapi ini luar biasa.
Sebentar lagi Bangsa Indonesia akan menyelenggarakan Pemilihan umum (Pemilu) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat, (DPR) DPR RI, DPR Propinsi, dan DPRD.
Dan saat ini genderang Politik sudah di tabuh, nyanyian – nyanyian merdu sudah mulai terdengar, para relawan yang mengusung Bacalon Presiden maupun DPR, sudah mulai menjajakan jagonya, bahkan temponya sudah mulai menghangat.
Tiga calon Presiden sudah mulai unjuk gigi, dengan trik dan gayanya masing – masing, seperti yang dilakukan Ganjar Pranowo “Njajah Deso Milangkori,” (Menjelajahi daerah) Bersafari ria kunjungan kemana mana, untuk bertemu dengan para pendukungnya.
begitu juga Prabowo Subianto, seorang Jendral Purnawirawan dengan Bukunya “Prabowo Subianto Paradoks Indonesia dan Solusinya,” Prabowo mengajak para pendukungnya “Membangun kesadaran Nasional, Prabowo menegaskan, ” Kesadaran adalah Modal utama Perjuangan,”
Dan sementara Anies Baswedan menggunakan gaya dan trik kepemimpinan yang Demokratis, dengan kepemimpinan yang demokratis ini, bisa mengarah bagaimana mereka dapat melakukan penerimaan dan melakukan kesadaran bahwa pendapat bawahan ataupun masyarakat itu diperlukan untuk berjalannya kepemimpinan yang baik dan benar. (red.GI/003)