BILUNG Tempo dulu dan BILUNG Melenial.
Gerbdnginterview – Dalam cerita dunia pewayangan kita semua khususnya orang Jawa tidak asing dengan Tokoh pewayangan yang mempunyai sebutan nama “BILUNG” atau juga disebut dengan nama lain “SOROWITO”.
Tokoh pewayangan ini adalah seorang tokoh yang berwujud raksasa kecil dan memiliki teman karif yang memiliki nama “TOGOG”. Kemana ia pergi selalu berdua, membuat rencana apapun selalu berdua, bisa di bilang dimana ada BILUNG disitu ada TOGOG.
Dan tokoh pewayangan TOGOG, adalah sebagai seorang putra dewa yang lahir sebelum Semar, karena TOGOG punya tabiat yang kurang baik tidak amanah, tidak mampu mengayomi bumi, maka TOGOG ditarik kembali ke asalnya, dan saat itu bertepatan dengan lahirnya SEMAR.
Kedua tokoh pewayangan ini dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan para Punokawan, Semar Gareng, Petruk, dan Bagong.
Dalam prinsip BILUNG dan TOGOG adalah sepaham, tetapi dengan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong beda prinsif, BILUNG yang di gambarkan dalam pewayangan adalah tokoh dari negeri sebrang kalau sekarang dari luar negeri.
Ketika mereka sedang berdebat Bilung dan TOGOG selalu menggunakan kelicikannya, dan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong selalu bermusyawarah untuk mufakat.
Mengambil dari sudut pandang tokoh tokoh wayang tersebut banyak makna yang tersirat dan terbawa dalam kehidupan nyata saat ini, kehidupan perpolitikan di era moderen ini.
Bilung bisa saja kita singkat dengan kepanjangan begini “Bina Lingkungan” dari singkatan itu ada dua makna yang dapat memiliki konotasi positif maupun negatif. Dengan kata ini juga bisa pula dipergunakan untuk memberikan sindiran atas suatu tindakan yang tidak demokratis dari para penguasa, pejabat atau pemegang posisi strategis lainnya… Nah bagaimana dengan Bilung Bilung Melenial saat ini,… Merdeka (Redaksi.GI)