Jaga kondusifitas Jelang Pemilu 2024, Jangan “Kebenthus ing Tawang, kesandhung ing roto”
Gerbanginterview – Selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, pendidik dan pendiri Taman Siswa, bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, maka murid diberi kebebasan untuk belajar dari sumber yang beragam, dari guru, teman-teman, orang tua, buku, internet, dan sebagainya.
Seperti alam Indonesia saat ini, hampir semua orang tertuju kepada yang namanya Pemilu, setiap saat kita pegang HP, 90% orang menge “klik” yang namanya berita seputar informasi tentang kegiatan akan dilaksanakannya Pemilu 2024, terus apa hubungannya dengan filisofi, Ki Hajar Dewantoro “Setiap orang menjadi guru, Setiap rumah menjadi sekolah,…?”
Coba,… Sejenak kita merenung, bahwa informasi informasi seputar jelang pemilu sangat beragam, bagaimana para elit politik saling beradu pendapat, bagaimana saling menunjukkan keberhasilan untuk menarik simpatinya rakyat. Itu fakta terlihat di media sosial.
Begitu juga dengan para pendukungnya relawannya, saling beradu argument bahkan saling menjelekkan, dan itu fakta di media sosial juga, belum lagi yang seharusnya tidak bolehpun juga ikut ikutan nimbrung, sekalipun sudah ada larangannya pun tidak dihiraukan.
Dari situlah warga masyarakat bisa belajar dari berbagai sajian informasi tentang negeri ini, namun tetaplah bisa mengambil hikmahnya, agar kerukunan tetap terjaga. “Semua orang menjadi guru, Semua rumah menjadi Sekolah”, dengan merujuk kalimat fisolofi tersebut, warga masyarakat Indonesia yang sedang menghadapi datangnya Pemilu mendapatkan pelajaran politik yang sangat beragam, melalui guru, melalui teman, melalui keluarga, melalui buku, melalui internet, semua di gelar bebas untuk mendapatkan pelajaran politik.
Semakin ketatnya tingkat frekuesi politik saat ini, setiap aktivitas keseharian kita akan berinterakasi dengan banyak orang. Sikap hati-hati dalam ucapan dan perilaku tentunya akan membawa konsekuensi bagi kita.
Maka penulis mengajak kepada semuanya saja tanpa terkecuali agar berada pada posisinya masing masing, mentaati aturan main yang ada, dilandasi dengan transparansi kejujuran, maka akan tercipta suasana yang kondusif.
Kita akan menerima segala bentuk konsekuwensi dari hasil dan resiko tindakan yang kita lakukan. Untuk meninimalkan resiko dan mengoptimalkan hasil dalam suatu pekerjaan adalah bertindak dengan cermat, teliti, dan perencanaan matang. Harus “Eling marang Ingkang Paring Gesang, tansah waspada marang kahanan, supayané ora kebentus ing tawang kesandhung ing rata”. (Redaksi/GI)