SOPO SALAH BAKALE SELEH… “SIAPA YANG SALAH PADA AKHIRNYA AKAN KALAH
Gerbanginterview – Era Reformasi telah menciptakan keberanian orang untuk bicara blak blakan, lantang, keras, penuh emosi, kalau perlu dengan kata kata kotor, bicara kotor dalam forum jaman sekarang malah ada yang merasa bangga, apa lagi sekarang ini Ruang, Waktu, dan Panggung berdebat sengaja di gelar secara khusus untuk berdebat.
Termasuk salah satunya dalam kasus kematian Vina dan Eky Cirebon, Panggung debat digelar dengan menampilkan orang orang hebat sesuai dengan keahlian masing masing, yang tujuannya untuk mengungkap kasus tersebut menjadi terang benderang.
Namun banyaknya tayangan debat di media sosial terkait kasus kematian Vina dan Eky Cirebon telah mengantarkan warga masyarakat awam pada titik kejenuhan, karena setiap saat menonton orang debat, apalagi sampai ada yang teriak teriak, hanya untuk mempertahankan pendapatnya, dalam mengungkap kasus kematian Vina dan Eky Cirebon yang kini masih menjadi misteri.
Baca juga : Bareskrim Polri Limpahkan Sembilan Tersangka Judi Online Pada Kejaksaan Negeri Kota Semarang
Masing masing pihak tidak ada yang mau mengalah, sebab masing masing pihak membawa kepentingan, tetapi walau begitu jika masing masing pihak tersebut, memakai ilmu Jawa ilmunya wong ndeso, kalau di singkat ilmu S3…”SOPO SALAH SELEH,”…Sopo sing salah bakale kalah, Ilmu ini Kalau diresapi dan mau refleksi diri, mempunyai nilai yang mendalam.
Kematian Vina dan Eky telah menyeret banyak sosok dan menyedot perhatian banyak pihak, para purnawirawan Polri, pengacara, praktisi hukum, dan ahli forensik, pegiat HAM, bahkan presiden, semua terlibat karena kasus kematian Vina dan Eky Cirebon di duga banyak kejanggalan yang harus segera di ungap.
Menyoroti kasus Vina dan Eky Cirebon ini, makin hari semakin tambah membingungkan masyarakat awam, pasalnya diantara para pakar dan ahli yang berkopenten dalam kasus tersebut cara pandang hukumnya berbeda, ini disinyalir karena keterpihakan yang berbeda pula, lain lagi dengan pengacara sudah tentu membela kliennya, dengan segala kemampuannya, termasuk sampai teriak teriak.
Kembali pada tingkat kejenuhan masyarakat awam sebagai penikmat sajian informasi dari media sosial terkait berdebat, dalam proses komunikasi berdebat dan bertengkar memang sering kali terjadi, sebenarnya ada perbedaannya antara berdebat dan bertengkar dalam forum.
Berdebat, itu tujuannya untuk menyelesaikan suatu masalah karena ada beda pendapat, tetapi debat itu ada pokok masalah yang jelas, fokus, di perdebatkan, dan kata katanya tidak keluar dari tema debat. Sedangkan bertengkar dalam debat, cenderung menjadi ingin benar sendiri dan kecenderungannya adalah untuk mencari menang, dan sering pula karena bertengkar itu pastinya diselimuti rasa emosi, maka kata katanya cenderung keluar dari pokok masalah. maka yang terbaik hanyalahh kembali pada olah roso, bahwa “SOPO SALAH BAKALE SELEH”…..
Pendapat masyarakat awam, yang suka teriak teriak, dalam panggung debat itu menandakan kalah dalam menguasai panggung debat, Perdebatan bisa berubah jadi pertengkaran itu ketika ada peserta debat yang kurang mampu berkomunikasi atau mulai emosi dan kehilangan fokus…. Salam Waras… Merdeka…!!!