GURU TOLANG: JIMAT HIDUPMU
Oleh: Ust. M. Hariri, M.Pd
Gerbanginterview.com – Dalam kehidupan masyarakat tradisional, keberadaan guru sering kali dianggap sebagai sosok yang memiliki peran sentral dalam mencerdaskan dan membangun karakter generasi muda. Salah satu figur yang memiliki kedudukan penting namun jarang mendapatkan pengakuan adalah guru tolang — sebutan untuk para pendidik desa atau kiai kampung yang dengan ketulusan mendidik anak-anak tanpa pamrih. Guru tolang bukan hanya sekadar pengajar (mu’allim), tetapi juga pendidik (murabbi), pembimbing spiritual, dan pembangun moralitas.
Tulisan ini mengulas keutamaan guru tolang sebagai “jimat hidup” berdasarkan kontribusi mereka terhadap pendidikan karakter, spiritualitas, dan nilai-nilai luhur yang terkadang dilupakan dalam sistem pendidikan modern.
Guru Tolang: Antara Keikhlasan dan Kesederhanaan
Guru tolang memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari guru-guru lainnya. Setelah menyampaikan pelajaran dan melaksanakan shalat Isyak, mereka sering meluangkan waktu memberikan wejangan atau nasihat spiritual kepada murid-muridnya. Hal ini mencerminkan peran mereka sebagai pembimbing moral yang tak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membangun kepribadian luhur.
Namun, yang luar biasa dari guru tolang adalah keikhlasan mereka dalam menjalankan tugas. Mereka tidak membutuhkan pengakuan atau penghormatan dari masyarakat. Mereka tidak memaksakan diri untuk dipanggil dengan gelar-gelar tertentu seperti “ustadz” atau “kiai.” Bahkan, ketulusan mereka sering membuat mereka jauh dari sorotan media atau pengakuan publik.
Keikhlasan ini menjadi tantangan tersendiri karena mereka harus senantiasa menjaga hati agar tidak tergoda oleh kesombongan atau pujian manusia. Bagi guru tolang, nilai tertinggi dari pekerjaan mereka adalah menjadi manusia yang bermanfaat, bukan memanfaatkan orang lain.
Kemuliaan Guru dalam Perspektif Islam
Ketulusan dan dedikasi guru tolang selaras dengan ajaran Islam tentang pentingnya memuliakan guru. Dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim karya Syekh Hasyim Asy’ari, disebutkan bahwa Abuu Yusuf pernah berkata, “Barang siapa yang tidak meyakini kemuliaan gurunya atau pendidiknya, maka dia tidak akan sukses”. Pernyataan ini menegaskan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari prestasi duniawi seperti gelar akademik atau jabatan tinggi, tetapi juga dari sejauh mana seseorang menghormati dan memuliakan gurunya.
Menghormati guru adalah bentuk penghargaan atas ilmu yang telah diberikan. Guru tolang, dengan segala kesederhanaannya, adalah teladan nyata tentang bagaimana ilmu dan akhlak mampu bersinergi menciptakan generasi yang berkarakter.
Guru Tolang Sebagai Jimat Hidup
Guru tolang layak disebut sebagai “jimat hidup” bagi para murid dan masyarakatnya. Ketulusan mereka menjadi berkah yang membawa manfaat jangka panjang. Ketika seseorang memuliakan gurunya, ia tidak hanya memperoleh ilmu tetapi juga keberkahan yang membimbingnya dalam kehidupan.
Namun, kemuliaan guru tolang sering kali tidak terlihat oleh manusia kebanyakan. Hal ini sejatinya adalah bentuk perlindungan Allah SWT agar kemuliaan tersebut tetap terjaga. Jika semua orang menyadari keutamaan profesi ini, mungkin akan ada banyak orang yang berlomba-lomba menjadi guru tolang, bahkan jika harus mengorbankan dunia dan seisinya.
Kesimpulan
Guru tolang adalah teladan nyata dari sosok pendidik yang mengabdikan dirinya dengan penuh keikhlasan dan ketulusan. Peran mereka dalam membangun karakter, moralitas, dan spiritualitas generasi muda adalah bentuk kontribusi yang tak ternilai.
Dalam dunia yang semakin materialistis, keberadaan guru tolang mengingatkan kita bahwa kesuksesan sejati adalah menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan manusia, termasuk dengan memuliakan guru-guru kita. Maka, pantaslah jika guru tolang disebut sebagai “jimat hidup” yang membawa keberkahan bagi mereka yang memuliakan dan mengikuti bimbingannya.
Tulisan ini ditulis sebagai refleksi atas peran penting guru tolang dalam kehidupan masyarakat, sekaligus mengajak pembaca untuk lebih menghargai jasa mereka yang telah menjadi teladan bagi generasi penerus.