Sanitasi Dasar Menyelamatkan Anak Indonesia dari Kematian dan Restorasi Martabat Bangsa di Mata Dunia

Must Read
- Advertisement -

 

Sanitasi Dasar Menyelamatkan Anak Indonesia dari Kematian dan Restorasi Martabat Bangsa di Mata Dunia

Gerbanginterview – Akar masalah kesehatan kita, masa depan anak kita, produktivitas ekonomi kita, dan kemuliaan bangsa di mata Dunia, untuk mengembalikan Indonesia Emas adalah dengan terpenuhinya sanitasi dasar bagi seluruh rakyat Indonesia.

Apa itu “Sanitasi”?
“Upaya penyediaan sarana dan pelayanan untuk pembuangan limbah yang berasal dari manusia, pemeliharaan kondisi yang bersih, pengelolaan sampah, dan pengolahan limbah cair.”
WHO (World Health Organization, Organisasi Kesehatan Dunia)
Sanitasi meliputi kegiatan seperti pengendalian sanitasi udara, sanitasi makanan, pembuangan kotoran, pembuangan air dan sampah, sanitasi udara, vektor dan binatang pengerat serta kebersihan. Sanitasi pada lingkup kesehatan, sumber daya manusia dan ekonomi dapat memberikan dampak yang signifikan bila tidak diperhatikan dengan baik.

Sanitasi

Rendahnya Sanitasi Dasar di Indonesia
Hampir 25 juta orang di Indonesia tidak menggunakan toilet dan buang air besar di ladang, semak-semak, hutan, selokan, jalan, sungai, atau ruang terbuka lainnya.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, di perkotaan hanya 80,67% rumah tangga yang mempunyai sanitasi yang baik, sedangkan di perdesaan jumlahnya turun menjadi 53,43%.

Tahun 2022, Papua menduduki peringkat pertama provinsi dengan tingkat sanitasi rendah sebesar 40,34%, disusul Sumatera Barat sebesar 69,27%, Nusa Tenggara Timur, dan lain-lain.

Sanitasi

Pelayanan sanitasi yang buruk merupakan akar kemiskinan di Indonesia. Secara umum kelompok miskin di Indonesia tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar atau dengan kata lain buang air besar di tempat terbuka.

60% penduduk pedesaan di Indonesia hidup tanpa akses sanitasi yang layak, sehingga mereka berisiko mengalami masalah kesehatan. Setiap tahunnya terdapat kejadian penyakit yang menyebabkan kematian akibat sanitasi yang buruk, dan Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian penyakit tifus tertinggi di Asia Timur.

Kurangnya infrastruktur dan buruknya manajemen pelayanan, kemiskinan dan ketimpangan, perubahan iklim, serta pertumbuhan penduduk menjadi beberapa penyebab masyarakat di Indonesia tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai.

Sanitasi

Menurut UNICEF, hampir 70% sumber air minum rumah tangga di Indonesia terkontaminasi limbah tinja.

Kontaminasi ini menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, terutama bagi anak-anak. Sebuah studi Bank Dunia baru-baru ini menemukan bahwa sekitar 95% sampah tinja di Indonesia tidak diolah dan dibuang dengan benar.

Kurangnya infrastruktur dan pengelolaan sanitasi yang baik merupakan salah satu penyebab utama masalah ini. Masyarakat termiskin adalah kelompok yang paling terkena dampak dari permasalahan ini.

Situasi ini sangat buruk terutama di daerah perkotaan, dimana risiko penyakit yang berhubungan dengan tinja sangat tinggi.

Masalah kontaminasi tinja tidak hanya terbatas pada sumber air saja, polusi udara akibat kebakaran hutan dan lahan gambut juga menimbulkan risiko besar terhadap kesehatan anak-anak di Indonesia.

Akses terhadap Air Bersih
Berdasarkan hasil penelusuran, persentase penduduk Indonesia yang mempunyai akses terhadap air bersih berbeda-beda tergantung sumber dan tahunnya. Berikut beberapa datanya:
Pada tahun 2022, sekitar 91,05% rumah tangga Indonesia memiliki akses terhadap air minum yang layak.

Proporsi rumah tangga yang menggunakan layanan air minum layak adalah 89,27% pada tahun 2019 dan meningkat menjadi 90,21% pada tahun 2020.

Menurut Water.org, sekitar 18 juta orang Indonesia tidak memiliki akses terhadap air bersih.

Dalam hal sanitasi, pada tahun 2022, 80,9% rumah tangga Indonesia memiliki akses terhadap sanitasi yang lebih baik.

Proporsi rumah tangga yang menggunakan layanan sanitasi yang lebih baik (termasuk sanitasi yang dikelola dengan aman) telah meningkat sebesar 2,14% dalam setahun, dari 77,34% pada tahun 2019 menjadi 79,53% pada tahun 2020.

Data ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi yang lebih baik, masih ada jutaan orang yang kekurangan akses terhadap air bersih. Pemerintah telah menetapkan target akses universal terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2024, dan terdapat upaya baik dari sektor publik maupun swasta untuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi di negara ini.

Akar Masalah Rendahnya Sanitasi Dasar di Indonesia
Berdasarkan hasil penelusuran, berikut daftar permasalahan terpenting yang berkontribusi terhadap rendahnya tingkat sanitasi dasar di Indonesia, diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya:
Kurangnya infrastruktur dan manajemen layanan yang buruk: Kurangnya infrastruktur dan manajemen sanitasi yang baik merupakan salah satu penyebab utama masalah ini. Kelompok miskin di Indonesia tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar atau buang air besar di tempat terbuka. Situasi ini sangat buruk terutama di daerah pedesaan, dimana akses terhadap sanitasi dasar lebih rendah dibandingkan di daerah perkotaan.

Kesadaran dan perilaku masyarakat yang buruk: Banyak keluarga tidak memahami pentingnya praktik sanitasi dan kebersihan dasar, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum menyiapkan makanan. Kurangnya kesadaran dan perilaku berkontribusi terhadap penyebaran penyakit akibat sanitasi yang buruk.

Polusi dan pengelolaan limbah: Pencemaran sumber air dan pembuangan limbah yang tidak tepat, termasuk kotoran manusia, berkontribusi terhadap rendahnya tingkat sanitasi dasar di Indonesia. Banyak sungai dan danau yang sangat tercemar, dan kurangnya infrastruktur serta praktik pengelolaan limbah yang tepat memperburuk masalah ini.

Kendala eksternal: Kurangnya kemauan dan kesadaran politik di kalangan pengambil kebijakan dan politisi, serta terbatasnya investasi di sektor air dan sanitasi, merupakan kendala eksternal yang menghambat peningkatan sanitasi dasar di Indonesia.

Masalah-masalah ini saling terkait dan kompleks, dan untuk mengatasinya memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan perbaikan infrastruktur, peningkatan kesadaran masyarakat, dan investasi di sektor air dan sanitasi.

Masalah-masalah Akibat Sanitasi Dasar yang Buruk di Indonesia
Kerugian ekonomi: Buruknya sanitasi dasar di Indonesia menyebabkan kerugian ekonomi hingga Rp 56 triliun per tahun akibat dampak pencemaran air terhadap biaya pengolahan air

Masalah kesehatan: Sanitasi dasar yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk diare, kolera, dan infeksi saluran pernapasan. Diare merupakan penyebab utama kematian anak balita di Indonesia, dan sanitasi yang buruk diyakini menjadi penyebab utama dari 432.000 kematian terkait diare di negara ini.

Sanitasi dasar yang buruk juga dapat menyebabkan stunting, suatu kondisi dimana anak-anak mengalami kekurangan gizi kronis dan gagal mencapai potensi maksimalnya.

Pencemaran lingkungan: Sanitasi dasar yang buruk berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air dan pencemaran limbah. Pencemaran ini dapat membahayakan kehidupan dan ekosistem perairan, serta kesehatan manusia.

Risiko bencana: Sanitasi dasar yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan saat terjadi bencana, seperti gempa bumi dan banjir. Bencana dapat merusak fasilitas sanitasi dan mengganggu akses terhadap air bersih sehingga menyebabkan penyebaran penyakit.

Masalah-masalah ini saling terkait dan kompleks, dan untuk mengatasinya memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan perbaikan infrastruktur, peningkatan kesadaran masyarakat, dan investasi di sektor air dan sanitasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, berikut beberapa data detail permasalahan kesehatan akibat buruknya sanitasi dasar di Indonesia:
Diare merupakan penyebab utama kematian anak balita di Indonesia, dan sanitasi yang buruk diyakini menjadi penyebab utama dari 432.000 kematian terkait diare di negara ini.

Sanitasi dasar yang buruk juga dapat menyebabkan stunting, suatu kondisi di mana anak-anak mengalami kekurangan gizi kronis dan gagal mencapai potensi maksimalnya.
Penyakit terkait sanitasi yang mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain diare, kolera, demam tifoid, hepatitis A, dan disentri.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 827.000 orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah meninggal setiap tahun karena kekurangan air, sanitasi, dan kebersihan.

Sanitasi dasar yang buruk diyakini menjadi penyebab utama sekitar 60% kematian akibat diare di Indonesia.
Sanitasi dasar yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan lain, seperti infeksi saluran pernafasan dan penyakit kulit.

Data ini menunjukkan bahwa sanitasi dasar yang buruk di Indonesia mempunyai konsekuensi kesehatan yang signifikan, termasuk tingginya angka kematian anak balita akibat diare dan kerugian ekonomi akibat biaya perawatan medis dan hilangnya produktivitas. Memperbaiki infrastruktur dan manajemen sanitasi, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan berinvestasi di sektor air dan sanitasi merupakan langkah-langkah penting untuk mengatasi masalah ini.

 

14 Korcam MANDAT Mengadakan Pertemuan Di Markar Prabu Sakti

  SAMPANG || gerbanginterview.com - Dalam pertemuan tersebut menyatukan visi misi tim sukses 14 tim sukses Koordinator Kecamatan (Korcam) pasangan calon Kiai Mamak dan Mas...

Antusiasme Peserta Warnai Acara Donor Darah Polres Boyolali dalam Rangka HUT Humas Polri ke-73

Antusiasme Peserta Warnai Acara Donor Darah Polres Boyolali dalam Rangka HUT Humas Polri ke-73 Boyolali,gerbanginterview – Dalam rangka memperingati HUT Humas Polri ke-73, Polres Boyolali...

Kunjungan Plt. Kapolres Boyolali Pastikan Keamanan Kantor KPUD dan Gudang Logistik Pilkada 2024

Kunjungan Plt. Kapolres Boyolali Pastikan Keamanan Kantor KPUD dan Gudang Logistik Pilkada 2024 Boyolali,gerbanginterview – Menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, Plt. Kapolres Boyolali, AKBP Budi...

OPINI : BARANGKALI LUPA, DULU ADA DIMANA, DAN SEKARANG MAU KEMANA,…? JAWABNYA ADA DI AKAR RUMPUT YANG SEDANG BERGOYANG

OPINI : BARANGKALI LUPA, DULU ADA DIMANA, DAN SEKARANG MAU KEMANA,...? JAWABNYA ADA DI AKAR RUMPUT YANG SEDANG BERGOYANG. BOYOLALI, gerbanginterview.com - Warga masyarakat Boyolali,...

Pengamanan VVIP TNI-Polri: Warga Boyolali Padati Jalur Sambut Purna Tugas Presiden Ir. H. Jokowi

Boyolali, gerbanginterview – Suasana meriah dan penuh antusiasme menyelimuti Area Bandara Adi Soemarmo, Gejigan, Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, pada Minggu (20/10/2024), Siang. Ribuan warga...
- Advertisement -spot_img
Latest News

14 Korcam MANDAT Mengadakan Pertemuan Di Markar Prabu Sakti

  SAMPANG || gerbanginterview.com - Dalam pertemuan tersebut menyatukan visi misi tim sukses 14 tim sukses Koordinator Kecamatan (Korcam) pasangan...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This