Berangkat dari Perbedaan, Menuju Kebersamaan, Itulah Indahnya Simbul Jari Jari Tangan Kita.
Gerbanginterview – Jari tangan kita menjadi gambaran kehidupan kita, sehari hari, Mulai dari Jempol tangan kita baik kiri atau kanan bisa kita sebut dengan sebutan Si Gendut, fungsi jempol kita ini yang sering dan selalu memberikan apresiasi tentang hal hal yang baik dan selalu menyanjung dengan menonjolkan jempol.
Lain halnya dengan jari Telunjuk kita, jari kita ini menjadi simbul orang yang suka perintah, dengan jari menunjuk dan suka perintah agar orang lain mau melakukan perintah jari telunjuk kita, contohnya “itu ambil, taruh disana,” Pastinya dengan jari telunjuk kita dalam memerintah orang untuk melakukan gerakan atas perintah tersebut. Biasanya jari telunjuk ini dominan dengan seseorang yang notabene suka memimpin.
Gambaran selanjutnya jari tengah kita, atau dengan sebutan “Si Jangkung” Jari tengah ini menggambarkan tentang kesombongan seseorang, dan mempunyai hoby suka menghasut kepada jari telunjuk, agar melakukan perintah, “Menunjuk nunjuk agar orang lain mau melakukan perintahnya, memang Si jangkung jari tengah ini sukanya ngepreng orang.
Baca juga :
Polri Tegaskan Informasi Ketidaknetralan Kapolri di Pemilu 2024 Hoax
Sementara posisi jari manis kita, orang menggambarkan jari tauladan, jari manis ini selalu menjadi tauladan, atau panutan tentang kebaikan, tentang kesabaran, serta tentang kejujuran, maka atas dedikasinya jari manis ini sering mendapatkan hadiah cincin sebagai tanda atas keberhasilannya dalam menjaga nama baik, tidak asal mbacot. Seperti yang sering terjadi di kayangan sana ketika para dewa sedang pertengkar rebutan roti.
Dan tidak kalah pentingnya jari kelingking kita, orang menggambarkan jari yang satu ini lemah, tetapi penurut, tidak banyak protes, dan jari kelingking kita ini adalah simbul perdamaian, coba kita koreksi, kita coba ingat ingat sewaktu kita kecil kalau kita bertengkar dengan teman terus berbaikan dengan teman kita pasti saling sentuhan jari kelingking, itu artinya jari kelingking kita menggambarkan tentang perdamaian.
Baca juga :
Diduga Konsleting Listrik, Rumah Mbah Sugiyo (60) Warga Desa Genengsari Kemusu, Boyolali, Ludes Terbakar.
Akhir dari bacotan atau tulisan ini menyimpulkan bahwa dengan segala kelebihan dan kekurangan masing masing jari tangan kita, mulai dari Si Gendut Jempol yang sukanya menyanjung, Si Jari Telunjuk yang sukanya perintah, kemudian Si jari Tengah yang Sombongnya minta ampun, yang suka menghasut, dan jari manis yang suka dengan perdamaian, terus Si kelingking si kecil tetapi suka merukunkan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing masing jari tadi dengan segala perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka tetap bersatu padu untuk mencapai tujuan… Kelima jari saling terlibat dalam setiap pergerakan dalam setiap perbuatan, mulai dari mau memegang sesuatu, mau memukul sesuatu, dan mau menahan sesuatu mereka selalu bersama, percaya atau tidak.
Pertanyaannya Pernahkah kita membayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua, Tangan kita jarinya hanya jari telunjuk semua, apalagi hanya jari tengah semua, pastinya gambaran jari jari kita ini sangatlah erat dengan kehidupan kita.
Betapa bobroknya kalau dalam kehidupan masyarakat hanya banyak jempol, betapa rapuhnya kalau hanya banyak jari telunjuk dalam hidup kita, kerjanya hanya perintah saja, apa lagi banyak yang jadi jari tengah sukanya hanya menghasut, setidaknya ada jari manis dan jari kelingking, mesti dipandang sebelah mata keberadaan dua jari tersebut sangat di butuhkan untuk menuju kehidupan yang lebih mapan, dalam arti mapan dalam hukum, Mapan, soal kejujuran dan Mapan dalam hidup bermasyarakat, sebagai gambaran saja saat berada diatas jangan sombong, jangan semena mena, sekarang baru kena angin sepoi sepoi saja sudah masuk angin minta di kerokin, menyalahkan cuaca, “wah cuacanya sekarang tidak mendukung” Kok terus menyalahkan keadaan.
Tulisan gambaran jari tangan ini sangat sederhana namun sangat bermakna dan sangat mengenai dalam kehidupan bersosial, dan bermasyarakat, dengan berbeda kita bersama, dengan berbeda kita saling melengkapi. Semoga tulisan ini menginspirasi.(red.GI/Ktb/MJ)