Ngeri,!!! Melihat berita di Media Sosial, Dugaan Korupsi Kembali Terjadi dari Kalangan Menteri, saat para Bacapres bersafari.
Gerbanginterview – Membaca Media Sosial (Medsos) tentang situasi dan kondisi saat ini, kadang terselip rasa, ” Bisa apa, dan Mau apa…? Tetapi nyata melihat dan mendengar di Media sosial secara blak blakan pertunjukan Kehidupan Era ReformasiReformasi ini.
Pertanyaan yang konyol, “Kok sampai ikut – ikutan memperhatikan tentang Kasus Korupsi,” contohnya yang baru ngetren saat ini dugaan Kasus Korupsi Proyek Kominfo yang belakangan ini sedang viral menjadi pergunjingan, dari tingkat elit hingga masyarakat bawah, Ngeri,!!! Sungguh sangat Ngeri.
Pasalnya, baru dua tahun Bangsa Indonesia dikagetkan dengan sebuah peristiwa Korupsi, tepatnya Pada 6 Desember 2020, KPK telah menetapkan Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai tersangka kasus dugaan suap bantuan sosial penanganan pandemi Covid – 19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020.
Peristiwa itu banyak menyedot perhatian publik, Kini Bangsa Indonesia kembali dikagetkan dengan terjadinya dugaan Korupsi yang melibatkan Menteri Komunikasi dan informasi Johnny G.Plate. Peristiwa ini juga menyedot perhatian publik.
Pertanyaan yang meledek, ….Ini salah siapa ya,? “Apakah Salah yang melepas burung, atau nasib Si burung saja yang tidak beruntung, sampai bisa lepas dari sangkarnya.”
Bicara soal Korupsi yang di artikan Penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan
pribadi atau orang lain.itulah Korupsi.
Dan berdasarkan sumber dari berbagai sumber, yang kami lansir Korupsi terkelompokkan menjadi tiga Jenis Katagori diantaranya Petty corruption adalah “Korupsi skala kecil oleh pejabat publik yang berinteraksi dengan masyarakat.” Korupsi ini meliputi (Pungutan liar, Gratifikasi, Penyuapan, Uang pelicin, atau Pemerasan).
Kemudian Jenis Korupsi yang disebut Grand Corruption, Korupsi ini adalah sebuah tindak pidana korupsi yang memenuhi salah satu atau lebih kriteria ( Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi, Melibatkan aparat penegak hukum, Berdampak luas terhadap kepentingan nasional, Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir).
Dan yang termasuk Jenis “Extortive corruption” adalah korupsi yang memeras), Yaitu pihak pemberi dipaksa untuk menyuap agar mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya, dan hal-hal yang dihargainya.)
Reformasi sudah berjalan 25 tahun, sudah ganti Kepala pemerintahan Indonesia dari masa Bacharuddin Jusuf Habibie (B. J. Habibie) dan saat ini Joko Widodo ( Joko Wi)
Dan dimasa pemerintahannya masing masing mempunyai torehan peristiwa, yang berbeda beda, plus minus pasti ada, namun semuanya itu untuk Indonesia, bagaimanapun kita bangsa yang beradap tentunya bangga, punya Indonesia.
Peristiwa Korupsi memang mewarnai era Reformasi, dan ini tidak bisa kita pungkiri, bahwa tujuan Reformasi sudah terganggu, dukung pemerintahan yang saat ini menuju akhir jabatannya.
Tahun 2023 ini tahun terakhir masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yang sampai saat ini para Relawannya tetap setia mendukungnya, bahkan sempat ada viral di media sosial Perkumpulan para Kepala Desa se Indonesia mendeklarasikan Presiden Jokowi tiga pereode, itu menandakan betapa karismanya seorang Jokowi.
Meski genderang Pemilihan Umum Pilpres dan Legislatif sudah di tabuh, Karisma seorang Jokowi masih mendominasi pegang kendali Relawannya setia menunggu Busur panah politiknya mau di arahkan kemana, ada tiga titik sasaran target busur panah Jokowi, “Tunggu nanti saya bisikin satu persatu,”
Target dalam Olahraga Panah itu berbentuk lingkaran yang berwarna warni, ada biru ada merah ada kuning dan ada putih bahkan ada warna hitam, maka para Relawan Jokowi saat ini sedang menanti busur panah bakal tertancap dimana, kita tunggu sampai waktunya, ada tiga Capres siapa yang bakal terkena busur panah Sang Karisma. (Red.GI/003)