Jelang Pilpres 2024, banyak peristiwa di negeri ini yang di goreng menjadi cemilan politik.
Gerbanginterview – Masyarakat awam membaca di media sosial (medsos) terkait terungkapnya kasus korupsi BTS, dan masyarakat membaca peristiwa itu akan digoreng goreng untuk menjadi cemilan politik.
Termasuk adanya istilah “Jokowi cawe cawe,” Ini juga diperkirakan akan di goreng goreng untuk dijadikan cemilan politik.
Masyarakat awam itu sebenarnya hanya ingin bagaimana terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara umum, bagaimana kesejahteraan itu benar benar terwujud, gampang golek sandang pangan, jadi adanya istilah “Jokowi cawe – cawe” dan kasus korupsi BTS yang di goreng goreng itu sama sekali tidak nggagas, (tidak merispon) karena masyarakat itu sudah kenyang dengan goreng menggoreng untuk menu politik, dan masyarakat tau itu adalah kepentingannya politik yang di kemas – kemas sedemikian rupa, untuk kepentingan politik itu sendiri.
Baca juga : Sentul City Bermasalah Kuasai Lahan Warga Babakan Madang
Masyarakat awam itu cuma seperti lagu “dibanding bandingke,” ketika membaca sejarah, pada jamannya orde Lama 22 tahun di perintah oleh satu Presiden Sukarno sebagai Proklamator negeri ini, banyak torehan sejarah yang sampai saat ini masih terwujud enam bangunan megah dimasanya. Ada Gelora Bung Karno, ada Monumen Nasional, ada Patung Dirgantara, ada Masjid Istiqlal, ada Hotel Indonesia, dan ada Wisma Nusantara
Kemudian membaca sejarah di jaman Orde Baru 32 tahun lamanya di perintah oleh Satu Presiden Suharto, juga banyak torehan sejarah yang masih terkenang hingga saat ini, salah satu contoh adanya Taman Mini Indonesia Indah, salah satu miniaturnya Indonesia.
Baca juga :Menjelang Pilpres 2024 diramaikan relawan Ganjar Pranowo di tingkat Nasional maupun Daerah.
Dan saat ini pasca lengsernya Suharto Presiden di Orde Baru itu, bangsa ini masuk pada tataran jaman Reformasi yang saat ini sudah berusia 25 tahun dan sudah mengalami lima kali pergantian Presiden, apa yang telah ditorehkan pada masa Reformasi ini,? apa yang telah di perbuat para Presiden Reformasi ini,? Semua jawabannya ada di depan mata.
Hasil torehan masa Reformasi semua bisa kita lihat setiap hari, baik melalui kasat mata, maupun melalui tekhnologi canggih,seperti internet dan alat alat komunikasi modern yang lain.
Masyarakat sudah merasakan dan sudah menikmati keberhasilan pemerintah dimasa Reformasi, salah satunya adanya jalan Tol, lahirnya BPJS, adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan masih banyak lagi torehan torehan yang lain, tetapi torehan peristiwa yang satu ini sungguh keluar dari cita – cita Reformasi dan melenceng dari tujuan Reformasi, yaitu lahirnya korupsi dimana mana.
Menjelang Pilpres2024 ini sudah diwarnai dengan terungkapnya korupsi BTS yang di duga melibatkan kementrian kominfo, hampir setiap hari pajangan gambar pelaku terpampang di media sosial, secara terbuka.
Masyarakat harus bilang apa, dan masyarakat harus bagaimana di satu sisi melihat saat para capres bersafari ria turun gunung yang sambut dengan suka cita para pendukungnya, disisi lain kita menonton adegan para elit yang sedang berdebat menggoreng isu politik, dan bertengkar dalam rapat.
Meski demikian antusias masyarakat untuk menyambut datangnya Pilpres 2024 masih tinggi, masih punya harapan, dan harapan itu tentunya kepada pemerintah yang saat ini sedang di gadang gadang dan sedang di promosikan.
Ada tiga nama capres yang setiap hari bersafari, semuanya adalah putra terbaik yang lahir di era Reformasi, masyarakat hanya bisa berharap siapapun yang terpilih di Pemilu 2024 nanti, bisa membasmi korupsi. (red.GI.003)