Tradisi Ngayai atau Angon Putu, Masih ada di Boyolali, Mbah Ladiyah dan Mbah Radiyo Ngayai Putu.
Gerbanginterview – Penuh rasa haru terlihat dari rona raut wajah tua dan keriputnya, bersamaan dengan tetes demi tetesan air mata menjadi saksi nyata.
Seluruh keluarga duduk bersimpuh dan diiringi dengan doa, di umurnya yang ke- 80 an tahun ini, masih nampak kuat meski dengan gemetaran rasa senang dan bangga dikelilingi oleh seluruh anak cucu buyut dan handaitolan.
Itulah Mbah Ladiyah dan Mbah Radiyo warga Dukuh Karang bendo RT 002 RW 004 Desa Sraten, Kecamatan Karang gede, Kabupaten Boyolali, yang hingar bingar bersuka cita merayakan tradisi Ngayai atau Angon anak, putu, dan buyut.
Ngayai atau juga disebut dalam tradisi Jawa Angon putu, secara harafiah dapat diartikan sebagai menggembalakan cucu.
Dalam sejarah tradisi Jawa ini juga sering dilakukan di daerah lain, dalam Ngayai atau angon putu ada yang di cambuk pakai pecut bak ibarat orang angon hewan, dan yang sebagai pengangon di bekali uang saku untuk keperluan jajan. (Lap.Farida/GI.red.003)